Senin, 28 Oktober 2013

Anak Enggan Mengunyah Makanan


Tanya:
Gigi anak saya (12 bulan) ada 4 buah. Apa yang harus saya lakukan jika ia tak mau mengunyah makanannya? Saya butuh waktu 1 jam lebih kalau memberinya makan.   
Jawab:
Anak yang mengemut makanannya dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain makanan yang membosankan atau ada kelainan sensorik di daerah mulutnya. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mencoba menu makanan baru yang lebih kaya rasa, misalnya nasi uduk atau spagheti atau varian makanan lain agar anak merasa tertarik. Tentu saja sebelum diberikan ke anak dipotong kecil-kecil dulu dan  makanan keluarga lainnya. Anak usia 12 bulan sudah boleh mencicipi semua makanan keluarga, termasuk yang berbumbu. Pemberian makan diupayakan antara 20-30 menit. Jika anak tidak mau makan lagi, hargai kemauannya.
Buatlah jadwal makan yang teratur, yakni biasanya 3 kali makan utama (pagi-siang-malam) dan 2 kali snack (jam 10.00 dan 16.00), sedangkan ASI atau susu dapat diberikan 3 kali, yakni  bangun tidur, sebelum  tidur siang dan malam hari. Jangan memberikan makanan lain di antara waktu-waktu makan tersebut, sehingga anak akan benar-benar lapar saat makan. Mengingat giginya baru 4 buah, berikan daging dalam bentuk cincang halus atau dimasak lunak, misalnya dibuat seperti corned beef agar mudah dikunyah. Selain itu ketika sedang memberi makan anak usahakan sambil melakukan hal yang disukai anak misalnya sambil melihat tayangan video anak-anak agar anak merasa tidak bosan.






Rabu, 03 Oktober 2012

Kuis Psikologi Remaja

Soal :

1.       Jelaskan pengaruh keluarga dalam pembentukan identitas Duane Balfour! (20 poin)
Jawaban:
Pengaruh keluarga dalam pembentukan identitas Duane yang paling berpengaruh adalah ayahnya. Karena Duane dan ayahnya, Cecil sangat dekat semenjak Duane masih kecil. Ayahnya mengajari Duane untuk mempertahankan apa yang kita percayai. Saat masih kecil Cecil selalu menemani semua kegiatan Duane. Duane menganggap ayahnya itu adalah idolanya. Duane menjadikan sosok ayahnya sebagai role model atau sebagai panutannya. Mereka selalu saling memuji satu sama lain. Karena kedekatan itulah sifat-sifat yang dimiliki dan diajarkan oleh Cecil pada Duane kini dimiliki oleh Duane.

2.       Bandingkan konsep diri Duane Balfour dan Chad Milton! (30 poin)
Konsep Diri  :
Duane Balfour à serius, ambisius, pandangannya jauh kedepan, perfeksionis.
Chad Milton à sombong, merasa berkuasa, kekanak-kanakan, suka meremehkan orang lain, tidak peduli dengan keadaan orang lain.

3.       Bagaimana proses asimilasi dan akomodasi Duane Balfour, sehingga dia dapat mengakomodasi proses kognitif dari gagal menjadi berhasil? (30 poin)
Jawaban:
proses asimilasi dan akomodasi Duane Balfour, sehingga dia dapat mengakomodasi proses kognitif dari gagal menjadi berhasil à pada saat pertama ia mencalonkan menjadi ketua osis di sekolahnya, ia merasa harus menggulingkan Chad Milton sebagai ketua osis. Namun usahanya sia-sia, bahkan ia sering mendapat hukuman dari pihak sekolah karena kekonyolannya yang dilakukan untuk mengalahkan Chad Milton. Seperti mencoba menantang  Chad yang ukuran tubuhnya lebih besar, atau bahkan merencanakan untuk merusak mobil SUV milik Chad yang akhirnya gagal dan membuat ia dihukum oleh sekolah. Karena ia selalu gagal dalam melawan Chad yang selalu merendahkan dan membully dirinya, maka ia memutuskan untuk mencalonkan diri menjadi walikota. Duane ingin membuktikan bahwa ia mampu. Setelah melakukan banyak kampanye dan berhasil menarik perhatian warga Ridgeburg untuk memperoleh vote, disaat yang sama ia melakukan beberapa tindakan yang membuat warga enggan untuk memilihnya. Saat debat antara calon walikota berlangsung Duane datang dan mengundurkan diri. Proses asimilasi dan akomodasi yang terjadi pada Duane ialah dulu ia terlalu emosional dalam menghadapi orang-orang yang dianggap lawan seperti Chad Milton atau nenek Chad yang menjabat sebagai walikota yaitu Kelly Milton. Namun, kini ia mengalami proses akomodasi dimana ia kini sudah dapat berpikir dengan jernih dan ia tidak lagi mempermasalahkan siapa yang menang atau kalah karena menurutnya itu tergantung dari sudut pandang masing-masing. Dan ia lebih dapat menerima keadaan meskipun ia dikalahkan namun ia sudah berjuang. Kini Duane lebih bersikap bijak dan tidak mengikuti ambisinya secara emosional.


4.       Jelaskan locus of control Duane Balfour! (20 poin)
Jawaban:
Locus of control Duane Balfour :
Internal à persepsi seorang individu terhadap suatu kejadian menurut dirinya sendiri à Duane merasa dia mampu membersihkan nama baik keluarga Balfour dengan menjadi seorang yang terpandang di Ridgeburg. Karena ia merasa selama ini keluarganya selalu dipandang sebelah mata oleh keluarga Milton dan warga Ridgeburg lainnya setelah berita di media yang menayangkan tentang Cecil Balfour yang dianggap gila dan disebut nabi palsu karena mengatakan bahwa Ridgeburg akan runtuh karena aktivitas serangga yang hidup dibawah tanah pertambangan. Namun setelah berjuang akhirnya ia pun menyerah karena ia merasa letih, merasa perjuangannya sia-sia. Dan kemudian ia menjadi lebih bijak di kemudian hari dalam berpikir maupun dalam melakukan sesuatu.

Jumat, 22 Juni 2012

Anak & media : Mickey and friends vs Barney


Pasti semuanya tahu kan tokoh kartun yang bernama Mickey mouse dan teman-temannya yang bernama Minnie, Daisy, Goofy, dan Donald? Dan kalian pasti juga pernah nonton filmnya atau baca bukunya juga kan? Umm.. gimana dengan Barney? Dino yang berwarna ungu hijau ini, apa kalian pernah nonton juga? Oke buat yang udah atau belom nonton disini saya mau ngebahas tentang dua film kartun ini. Dimana film mickey full dengan tokoh kartun, sedangkan barney merupakan film hiburan anak-anak yang berbentuk boneka beserta anak-anak.
Data umum
Jenis : film

Judul : Mickey mouse clubhouse-Mickey’s color adventure

Durasi : film berdurasi sekitar 23 menit 15 detik, dirilis pada februari 2010.
Jenis : film

Judul : Barney-Halloween party

Durasi : film ini berdurasi selama hampir 50 menit 54 detik, dirilis pada mei 2003.
Penyampaian content
Film kartun berwarna dua dimensi
Film yang menampilkan kegiatan  barney bersama beberapa anak laki-laki dan perempuan.
Content
Di film mickey mouse, yang berjudul mickey’s color adventure menceritakan tentang kegiatan yang mickey dan teman-temannya lakukan yaitu Minnie, Donald, daisy,goofy, serta anjingnya pluto bersama- sama mengumpulkan warna-warna yang hilang di rumah bermain milik mickey. Dalam film ini sesekali disellingi nyanyian yang  menghibur yang dinyanyikan bersama-sama oleh mickey dan teman-temannya.
Film Barney menceritakan tentang beberapa anak laki-laki dan perempuan  yang bermain, belajar, dan bergembira bersama dengan boneka yang berbentuk dinosaurus berwarna ungu-hijau yang baik hati yang bernama Barney. Tak hanya Barney namun di film ini juga terdapat dua boneka dinosaurus lucu berwarna kuning yang bernama BJ serta adik BJ yang berwarn hijau. Mereka bersama-sama menyiapakan acara pesta Halloween dan kemudian bergembira saat acara tersebut berlangsung. Dalam film ini di selingi dengan nyanyian yang sangat menghibur.
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
·        Mengajarkan pada anak-anak bermacam-macam warna
·        Mengajarkan pada anak-anak untuk mengetahui warna yang terdapat di dalam suatu benda
·      Belajar untuk menciptakan sesuatu yang kreatif, misalnya seperti membuat laba-laba yang terbuat dari kertas untuk acara Halloween
·      Mengajarkan kepada penonton, khususnya anak-anak untuk berbuat baik kepada sesama, misalnya dalam film ini adik BJ menghibur BJ yang sedih karena pada malam Halloween itu ia tidak mendapatkan permen. Kemudian teman-teman yang lain membagikan permen yang mereka punya kepada BJ. Dengan berpura-pura sebagai peri adik BJ menyulap kantung yang dimiliki BJ menjadi banyak permen.
Sasaran pembaca/penonton
·      Film ini dapat disaksikan oleh semua umur namun lebih cocok untuk anak usia 2-7 tahun karena pada umur ini anak melatih kemampuan untuk berimajinasi.
·      Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena tokoh-tokoh kartun yang terdapat pada film ini memiliki karakteristik jenis kelamin yang jelas. Digambarkan pada mickey, Donald, serta goofy laki-laki. Sedangkan Minnie dan daisy sebagai perempuan. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada penonton khususnya anak-anak yang menyaksikan film ini.
·         Film ini dapat disaksikan oleh berbagai macam umur, namun lebih cocok untuk anak-anak yang berada pada masa perasional konkret yaitu sekitar umur 7-11 tahun.
·         Film ini cocok disaksikan oleh anak perempuan maupun laki-laki.
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
·      Sesuai tujuan
·      Sesuai usia yang dituju
·      Bahasa yang digunakan jelas, namun karena menggunakan bahasa inggris bagi anak-anak di Indonesia yang tidak terbiasa akan sangat kesulitan saat membaca arti dari apa yang diucapkan oleh tokoh kartun yang ada di film.
·      Sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan
·      Sesuai dengan usia yang dituju
·      Bahasa yang digunakan jelas, untuk anak yang berada pada tahap ini penggunaan bahasa inggris pada film tidak terlalu bermasalah karena arti dari pengucapan oleh tokoh dapat dibaca.
Teori yang relevan
Film ini sesuai untuk anak usia 2-7 tahun karena pada usia ini anak-anak mulai belajar tentang bermacam-macam warna, belajar melatih kemampuan untuk  memperluas imajinasinya (Piaget dalam Santrock, 2009) belajar mengenai warna melalui symbol atau gambar. Misalnya pada saat mengoleksi benda-benda sesuai dengan warna yang diminta, anak diminta untuk mencari benda apa yang berwarna merah, hijau, atau biru.
·      Film ini sesuai untuk anak-anak yang berada pada tahap operasional konkret (Piaget dalam Santrock, 2009). Pada tahap ini anak-anak sudah bisa melakukan pemikiran yang logis menggantikan pemikiran intuitif. Misalnya pada salah satu bagian di film ini seorang anak perempuan mengajarkan bagaimana caranya membuat laba-laba yang terbuat dari kertas dengan mengunakan jari-jari tangannya.


Analisis dari kedua media :
Film kartun mickey mouse lebih cocok disaksikan oleh anak-anak yang berusia sekitar 2-7 tahun, yaitu masa kanak-kanak awal. Dimana pada usia ini anak melatih kemampuan untuk mewujudkan secara mental benda yang tidak ada. Selain itu dengan adanya permainan simbolik merupakan salah satu contoh dari peningkatan dalam pemikiran simbolik pada masa kanak-kanak awal. Film mickey ini menerapkan egosentrisme pada anak-anak. Di film ini terdapat pertanyaan untuk memancing interaksi anak, dimana anak akan mengira bahwa tokoh yang terdapat di film ini seolah-olah mengajaknya berbicara.
Sedangkan film Barney lebih cocok disaksikan untuk anak-anak yang berada pada usia 7-11 tahun. Pada usia ini anak-anak sudah dapat berfikir secara logis serta sudah bisa menalar. Pemikiran anak-anak pada umur ini telah melibatkan penggunaan konsep operasi, pemikiran yang logis menggantikan intuitif. Misalnya salah satu adegan dalam film ini mengajarkan kepada anak bahwa kita harus berbuat baik kepada orang lain. Anak-anak juga diajarkan untuk berpikir kreatif, membuat laba-laba yang terbuat dari kertas dengan cara menjiplak tangan diatas kertas kemudian mengguntingnya dan memberikan sedikit sentuhan seperti mata dan mulut. Tak hanya membuat laba-laba namun juga berkreasi membuat burung hantu menggunakan tas kecil berbahan kertas dan kemudian menambahkan mata, sayap, dan bagian tubuh burung hantu yang lainnya.

My opinion / conclusion :
Saya lebih menyukai film Barney dibandingkan dengan film mickey mouse, film Barney meskipun menggunakan bahasa inggris  lebih mudah dipahami oleh anak-anak yang berada pada tahap operasional konkret, yaitu anak-anak yang berada pada usia 7-11 tahun. Karena anak-anak dengan umur pada operasional konkret lebih mudah memahami apa yang dijelaskan dalam film. Sedangkan pada film mickey mouse penggunaan bahasa inggrisnya agak sulit dimengerti untuk anak-anak tahap praoperasional yang berada di Indonesia, karena anak-anak yang tidak terbiasa dengan bahasa inggris akan kesulitan dan merasa bosan. Selain itu pada tahap ini anak-anak lebih memfokuskan pada gambar atau simbol yang ia lihat. Saya menyarankan kepada para orang tua untuk menyaksikan tayangan hiburan yang sesuai dengan kebutuhan dan masa perkembangan anak-anak, selain itu dampingi juga anak-anak agar mereka dapat menyerap ilmu yang di dapat dari tayangan tersebut

Kamis, 14 Juni 2012

Metode Penelitian Kualitatif: Ziarah ke Makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono


BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki nilai religius yang tinggi. Pengaplikasian religius masyarakat Indonesia dilakukan dengan berbagai sikap macam cara, mulai dari salat dan berpuasa bagi kaum muslim, serta pergi ke gereja bagi kaum nasrani. Selain itu terbukti dari masih banyaknya orang yang melakukan hal-hal yang disunahkan oleh agama seperti pergi berziarah. Ziarah biasanya dilakukan dengan cara seseorang pergi berkunjung ke suatu makam dimana makam tersebut merupakan makam orang-orang besar yang dihormati. Melakukan ziarah tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang masih muda, namun orang-orang yang sudah berumur pun masih banyak yag melakukan ziarah. Motif orang yang datang untuk berziarah pun bermacam-macam. Mulai dari hanya sekedar mengirimkan doa untuk orang yang di datangi ziarah, hingga ziarah dengan memohon suatu keinginan. Tidak hanya motif, yang datang pun dari berbagai kelas. Ada  yang dari golongan orang biasa hingga kelas atas. Begitu juga yang terjadi di gunung kawi, orang-orang yang datang serta motivasinya pun bermacam-macam. Selain itu orang-orang yang datang ke gunung kawi pun tidak hanya sekali atau dua kali, kegiatan ziarah seperti ini pun sudah menjadi agenda rutinitas yang harus dilakukan.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan dari penelitian yang dilakukan adalah mengapa orang-orang berziarah ke gunung kawi ?

C.     Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebab orang-orang datang ke gunung kawi.

D.    Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah guna memahami motivasi orang-orang yang ke gunung kawi.


BAB II

A.    Definisi Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari diri sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar individu. Banyak teori motivasi yang dapat digunakan untuk mengungkap apa sebenarnya motivasi dari individu yang pergi untuk berziarah di gunung kawi. Peneliti menggunakan beberapa teori dari teori motivasi, teori yang digunakan diantaranya adalah.
1.    TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
d. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.
2.         Teori ERG milik Clayton Alderfer
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi. 

A.     Definisi Ziarah
Kata-kata ziarah menurut arti bahasanya adalah menengok. Ziarah kubur artinya menengok kubur. Ziarah ke makam wali artinya menengok makan para wali. Menurut syari’at agama Islam, ziarah kubur itu bukan hanya sekedar menengok kubur, bukan sekedar menengok makam para wali, makam para Syuhada, makam para Pahlawan, bukan pula untuk sekedar tahu dan mengerti dimana, atau untuk mengetahui keadaan kubur atau makam, akan tetapi kedatangan seseorang ke kubur atau kemakam dengan maksud untuk berziarah adalah mendoakan kepada yang dikubur atau yang dimakamkan dan mengirim pahala untuknya atas bacaan-bacaan dari ayat-ayat Qur-an dan kalimat-kalimat Thayyibah, seperti bacaan Tahlil, Tahmid, Tasbih, Shalawat dan lain-lain.

B.     Sejarah Gunung Kawi
Gunung Kawi terletak pada ketinggian 2.860 meter dari permukaan laut,
terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan Wonosari, sekitar 40 km sebelah barat Kota Malang. Dulu daerah ini disebut Ngajum. Namanya berubah menjadi Wonosari karena di tempat ini terdapat obyek wisata spiritual. Wono diartikan sebagai hutan, sedangkan Sari berarti inti. Namun bagi warga setempat, Wonosari dimaksudkan sebagai pusat atau tempat yang mendatangkan rezeki. Kecamatan Wonosari memiliki luas hampir 67 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk 43 ribu jiwa. Tempat ini berkembang menjadi daerah tujuan wisata ziarah sejak tahun 1980-an. Sebenarnya bukanlah Gunung Kawinya yang membuat tempat ini terkenal, tetapi adanya sebuah kompleks pemakaman di lereng selatan yang dikeramatkan, yaitu makam Eyang Kyai Zakaria alias Eyang Jugo, dan Raden Mas Imam Sujono, alias Eyang Sujo. Penduduk setempat menyebut area pemakaman tersebut dengan nama "Pesarean Gunung Kawi". Pesarean yang terletak di ketinggian sekitar 800 m ini walaupun berada di lereng gunung, namun mudah dijangkau, karena selain jalannya bagus banyak angkutan umum yang menuju ke sana. Dari terminal Desa Wonosari, perjalanan diteruskan dengan berjalan mendaki menyusuri jalan bertangga semen yang berjarak kira-kira 750 m. Sepanjang perjalanan mendaki ini dapat dijumpai restoran, hotel, kios souvenir dan lapak-lapak yang menjual perlengkapan ritual. Setelah melewati beberapa gerbang, di ujung jalan didapati sebuah gapura, pintu masuk makam keramat. Makam yang menjadi pusat dari kompleks Pesarean Gunung Kawi. Makam yang menjadi magnet untuk menarik puluhan ribu orang datang setiap tahunnya.
Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat untuk mencari kekayaan (pesugihan). Konon, barang siapa melakukan ritual dengan rasa kepasrahan dan pengharapan yang tinggi maka akan terkabul permintaanya, terutama menyangkut tentang kekayaan. Mitos ini diyakini banyak orang, terutama oleh mereka yang sudah
merasakan "berkah" berziarah ke Gunung Kawi. Namun bagi kalangan rasionalis-positivis, hal ini merupakan isapan jempol belaka. Mitos dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai cerita bohong, kepalsuan dan hal-hal yang berbau dongeng (tahayul). Biasanya lonjakan masyarakat yang melakukan ritual terjadi pada hari Jumat Legi ( hari pemakaman Eyang Jugo) dan tanggal 12 bulan Suro (memperingati wafatnya Eyang Sujo). Ritual dilakukan dengan meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan hingga berbulan-bulan.
Selain pesarean sebagai fokus utama tujuan para pengunjung, terdapat
tempat-tempat lain yang dikunjungi karena 'dikeramatkan' dan
dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mendatangakan keberuntungan,
antara lain:
1.      Guci Kuno
Dua buah guci kuno merupakan peninggalan Eyang Jugo. Pada jaman dulu guci kuno ini dipakai untuk menyimpan air suci untuk pengobatan. Masyarakat sering menyebutnya dengan nama “jamjam”. Mungkin ingin menganalogkan dengan air zamzam dari Padang Arafah yang memiliki aneka khasiat. Guci kuno ini sekarang diletakkan di samping kiri pesarean. Masyarakat meyakini bahwa dengan meminum air dari guci ini akan membikin seseorang menjadi awet muda.
2.      Pohon Dewandaru
Di area pesarean, terdapat pohon yang dianggap akan mendatangkan keberuntungan. Pohon ini disebut pohon dewandaru, pohon kesabaran. Pohon yang termasuk jenis cereme Belanda ini oleh orang Tionghoa disebut sebagai shian-to atau pohon dewa. Eyang Djugo dan Eyang Imam Sudjono menanam pohon ini sebagai perlambang daerah ini aman. Untuk mendapat “simbol perantara kekayaan”, para peziarah menunggu dahan, buah dan daun jatuh dari pohon. Begitu ada yang jatuh, para peziarah langsung berebut. Untuk memanfaatkannya sebagai azimat, biasanya daun itu dibungkus dengan selembar uang kemudian disimpan ke dalam dompet. Namun, untuk mendapatkan daun dan buah dewandaru diperlukan kesabaran. Hitungannya bukan hanya  jam namun bisa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bila harapan mereka terkabul, para peziarah akan datang lagi ke tempat ini untuk melakukan syukuran.

C.     Judulnya
Peneliti mengambil judul Motivasi berziarah di makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono karena peneliti ingin mengetahui apa motivasi dari para peziarah yang datang ke gunung kawi.





BAB III
METODE PENELITIAN

1. Pengambilan Subjek
a. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek utama penelitian yaitu para pengunjung pesarean Gunung Kawi, Kabupaten Malang. Subjek penelitian yang dijadikan sebagai informan adalah Bapak dan Ibu pengunjung pesarean Gunung Kawi, Kabupaten Malang, yaitu mereka yang sedang melakukan ziarah makam di pesarean Gunung Kawi pada malam Jumat legi. Sesuai dengan studi pendahuluan yang telah dilakukan informan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini yaitu para pengunjung pesarean Gunung Kawi yang melakukan ziarah dengan membawa seserahan berupa bunga dan menyan serta memasukkan uang seikhlasnya sebagai bentuk rasa syukur. Subjek penelitian sebagaimana yang dimaksud adalah para pengunjung pesarean Gunung Kawi yang melakukan ziarah ke makam Mbah Imam Sudjono dan Eyang Djugo. Teknik pemilihan subjek yang peneliti lakukan ialah teknik snowball, karena pada saat penelitian peneliti mendapatkan informasi dari berbagai sumber.

b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah makam eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono sebagai fokus penelitian untuk mendapatkan data. Lokasi penelitian yang terpilih sebagai objek kajian dalam studi karena lokasi penelitian para pengunjung datang untuk berziarah di makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono yang merupakan leluhur yang dipercaya dapat membantu untuk berdoa disana dipercaya dapat mendatangkan banyak rejeki.

2. Teknik pengumpulan data
Desain kualitatif sebagai pendekatan dalam melakukan penelitian yaitu berusaha untuk mengungkap fenomena sosial yang ada di masyarakat, teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.
a.       Observasi
Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Pada saat observasi peneliti melakukan penelitian sebagai partisipan total (the complete participant). Dalam hal ini peneliti menjadi anggota penuh dari suatu kelompok yang diamati, artinya peneliti bergabung secara penuh atau menjadi anggota secara penuh dalam kelompok yang diamati sendiri oleh peneliti. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya.

b.                   Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan oleh pewawancara kepada interviewee, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Pada saat melakukan penelitian di gunung kawi, peneliti melakukan teknik wawancara tidak terstruktur. Peneliti melakukan teknik ini karena peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang akan di tanyakan kepada interviewee. Peneliti menggunakan teknik ini karena jika ada pertanyaan yang belum dipahami, interviewer dapat segera menjelaskan kepada interviewee apa yang dimaksud.

3. Teknik analisis data
Prosedur kegiatan penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yaitu:
1.      Open coding
Pada tahap ini peneliti berusaha memperoleh sebanyak-banyaknya variasi data yang terkait dengan topik penelitian, hal-hal yang dilakukan adalah mengeksplorasi, menelaah, memerinci, memeriksa, membanding-bandingkan, mengkonsepsikan, dan mengkategorikan data atau fenomena yang diperoleh selama di lapangan.
2.      Axial coding
Proses penelitian lebih terfokus dengan melakukan pendalaman dan pengembangan terhadap kategori atau tema untuk mencari hubungan antar tema atau kategori tersebut hingga sesuai dengan fokus penelitian yang sesuai dengan data lapangan. Data yang dihasilkan dari tahapan open coding diorganisir kembali berdasarkan kategori dan dikembangkan ke arah proposisi. Pada tahap ini peneliti menganalisis hubungan antar kategori tema-tema yang muncul.
3.      Selective coding
Tahapan selective coding peneliti berusaha mengklasifikasikan hasil proses pemeriksaan dari substansi antar kategori kaitannya dengan kategori lainnya. Substansi antar kategori tersebut akan ditemukan melalui perbandingan hubungan antar kategori dengan menggunakan pendekatan grounded, selanjutnya menghasilkan kesimpulan yang diangkat menjadi general designe tentang Motivasi Pengunjung Melakukan Ritual di Dalam Pesarean Gunung Kawi.

4.      Teknik pendekatan yang dilakukan
a.       Pendekatan Kualitatif
Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu berusaha mengeksplorasi secara rinci dan mendalam tentang individu atau unit masyarakat (para pengunjung pesareaan dengan kegiatan ritual yang dilakukan) dikupas melalui pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan kurun waktu yang ditentukan untuk memperoleh data yang cukup, fokus pada kajian tentang motivasi pengunjung melakukan ziarah di dalam pesarean Gunung Kawi. Penelitian kualitatif ini tidak hanya mengeneralisasikan suatu permasalahan, akan tetapi mengutamakan kajian pada suatu masalah secara mendalam tentang alasan dan motivasi yang mendasari para pengunjung untuk melakukan ritual di dalam pesarean Gunung. Di dalam fenomena kegiatan ritual yang dilakukan tersebut, pasti akan terdapat permasalahan yang menimbulkan pertanyaan yang harus diteliti. Sebab setiap permasalahan memiliki perbedaan baik sifat dan karakteristik masalah tersebut, dan memiliki pendekatan penelitian ini dapat diuraikan secara utuh dan mendalam pada situasi yang wajar dan alamiah ( Bogdan & Biklen 1992 Denzin & Lincoln 1994:76). Melalui pendekatan kualitatif dapat diperoleh gambaran pemahaman yang utuh dan bermakna atas perilaku dari subyek terteliti. Penelitian kualitatif berusaha untuk memahami fenomena sosial yang ada di masyarakat.
a.        Metode Fenomenologi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode fenomenologi. Penelitian fenomenologi bersifat induktif. Pendekatan yang dipakai adalah deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi adalah pemahaman tentang respon atas kehadiran atau keberadaan manusia, bukan sekedar pemahaman atas bagian-bagian yang spesifik atau perilaku khusus. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah menjelaskan pengalaman-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan orang lain. Dalam metode fenomenologi ini, peneliti menggunakan metode fenomenologi yang bersifat realistic phenomenology. Karena menekankan pada pencarian secara universal mengenai persoalan berbagai objek yang meliputi tindakan manusia, motif tindakannya, dan nilai kepribadiannya.




BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.  Analisis
Data hasil yang peneliti dapatkan dari observasi yang dilakukan di gunung kawi, peneliti melihat banyak peziarah datang berbondong-bondong pada saat malam jumat legi. Untuk melakukan ziarah, para pengunjung diwajibkan untuk membawa bunga dan menyan. Selain itu, para pengunjung pesarean yang ingin berziarah selain membawa bunga serta menyan juga ada yang membawa kantung berwarna merah dan berwarna kuning. Kantung ini digunakan untuk menyimpan menyan dan bunga yang diberikan oleh abdi dalem makam untuk disimpan. Di dalam area makam bau menyan dan bau dupa  sangat menyengat sekali. Selain itu orang-orang yang akan berziarah di makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono diwajibkan untuk berlutut. Suasana di dalam sangat penuh dan berdesak-desakan. Semua orang ingin cepat-cepat untuk sampai di depan makam.
Sesampai di depan makam bunga dan menyan yang dibawa oleh peziarah diberikan kepada abdi dalem, yang kemudian dituang di atas tempayan yang terbuat dari bamboo. Kemudian bila saat dituangnya bunga abdi dalem menemukan uang ia akan mengambil dan memisahkan di tempat lain. Setelah bunga diterima peziarah dipersilakan untuk berdoa di depan makam yang dibatasi dengan palang besi. Setelah berdoa selesai, peziarah diberikan bunga serta menyan yang telah disiapkan oleh abdi dalem untuk dibawa pulang. Dimana bunga dan menyan tersebut sebelumnya telah diasapi. Bila peziarah ingin baranng-barangnya yang lain seperti tas atau air jamjam diasapi, peziarah bisa langsung menyampaikan pada abdi dalem.
Setelah berdoa di dalam makam selesai, kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah mengitari makam sebanyak dua kali dimana di area makam tersebut terdapat empat pintu. Di setiap pintu itu kita harus memanjatkan doa, di pintu ketiga kita harus menepuk dinding sebanyak tiga kali sebelum kita berdoa. Orang-orang yang datang berziarah berdoa ausahanya lancar, minta kesehata, serta meminta kemudahan
.
B.     Pembahasan
Pada bagian pembahasan ini peneliti akan menjelaskan tentang apa sebenarnya motivasi dari pengunjung yang datang berziarah ke gunung kawi. Peneliti mendapatkan data dari hasil observasi dan wawancara di lapangan. Dari hasil observasi peneliti mendapatkan data bahwa banyak orang yang datang berbondong-bondong ke area pesarean di gunung kawi. Tidak hanya dari golongan muda, golongan tua pun ikut serta. Selain itu tidak hanya ibu-ibu, bapak-bapak juga ikut serta melakukan ziarah di makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono.
Orang-orang yang datang untuk melakukan ziarah di makam Eyang djugo dan mbah Imam Sudjono berasal dari berbagai macam daerah. Tidak hanya sebatas dari wilayah Malang saja. Para pengunjung yang datang di area pesarean makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono saling berdesak-desakan, saling ingin mendahului untuk segera berdoa di depan makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono. Pengunjung yang akan melakukan ziarah di makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono diwajibkan membawa “satu paket” peralatan yaitu bunga yang disertai menyan. Dan “paket” tersebut akan pengunjung berikan kepada abdi dalem dari makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono. Dimana di dalam “paket” tersebut pengunjung menyelipkan uang tanpa ada nominal yang di tentukan. Pengunjung seikhlasnya memberikan uang yang akan ia berikan beserta dengan bunga dan menyan. Selain membawa benda wajib yang harus dibawa saat ziarah, pengunjung juga banyak yang membawa jerigen-jerigen air yang berisi air. Saat tiba giliran untuk berdoa, pengunjung yang membawa air jamjam meminta kepada abdi dalem untuk diasapi. Tak hanya itu bisa juga meminta barang yang lain.
Air tersebut merupakan air jamjam. Air jamjam merupakan air yang berasal dari guci peninggalan Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono. Menurut kepercayaan, air jamjam memiliki banyak khasiat, diantaranya dapat membuat orang yang meminumnya menjadi awet muda serta bila kita akan menghadapi ujian kita akan merasa tenang. Namun air jamjam tersebut juga memiliki efek bila air tersebut dimasak. Menurut kepercayaan, bila dimasak terlebih dahulu air tersebut akan menjadi sumber penyakit bagi peminumnya.
Dari hasil wawancara pun saya dapatkan bahwa pengunjung tidak hanya sekali atau dua kali datang ke area pesarean gunung kawi untuk melakukan ziarah. Ada pengunjung yang datang setiap hari, ada yang datang setiap malam jumat legi, dan ada juga yang datang pada malam senin pahing. Seperti pada ibu yang pada saat itu datang bersama saya. Ia merupakan seorang pedagang buah, ia mengatakan sudah tiga tahun datang untuk berziarah ke makam.
Ia berdoa untuk memohon agar usahanya sukses. Dan hingga sekarang usahanya memang sukses. Ibu penjual buah tersebut terus menerus melakukan ziarah ke makam Eyang Djugo dan mbah Imam Sudjono karena terdapat motivasi yang muncul dari dirinya sendiri. Terdapat motivasi intrinsik. Bila di analisis dengan menggunakan teori Abraham Maslow, seorang individu memiliki kebutuhan pokok dan kebutuhan yang paling mendasar ialah kebutuhan fisiologis. Ibu penjual buah tersebut rutin melakukan kegiatan ziarah ke makam karena ia ingin agar usahanya tetap lancar. Dengan usahanya yang berjalan lancar maka ia dapat memenuhi kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan fisiologisnya. Baik kebutuhan fisiolgis untuk dirinya sendiri maupun kebutuhan fisiolois untuk keluarganya. Selain itu bila kebutuhan fisiologisnya sudah terpenuhi, kebutuhan selanjutnya ialah kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini merupakan dimana individu ingin merasa aman, terlindung, serta jauh dari bahaya. Ibu penjual buah ingin merasa aman. Ia berziarah selain untuk mendoakan Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono juga untuk memohon agar ia selalu di lindungi oleh Allah SWT dari marabahaya.
Teori ERG milik Clayton menekankan pada keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan. Teori ini merupakan termasuk dalam teori motivasi. Menurut Alderfer eksistensi merupakan kebutuhan fisiologis seperti lapar, haus, kebutuhan akan seks dan juga gaji atau penghasilan. Orang-orang yang datang ke gunung kawi, mereka yang berdoa di pesarean enginginkan agar eksistensinya tetap lancar. Dalam artian ia berdoa agar ia tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Sedangkan kebutuhan keterkaitan merupakan kebutuhan dimana menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi seseorang. Para peziarah yang datang untuk  berdoa menganggap Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono merupakan orang yang penting. Orang yang dianggap bisa menjadi perantara atas doa-doa yang dipanjatkan. Kebutuhan selanjutnya ialah kebutuhan pertumbuhan yang meliputi keinginan untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan kesanggupan. Salah satu peziarah misalnya ibu pedagang buah yang ingin tetap produktif. Produktif dalam arti ia tetap menjalankan usahanya. Agar ia dapat tetap produktif, maka ia melakukan kesanggupan dengan cara berziarah di makam Eyang Djugo dan Mbah Imam Sudjono yang ia percaya dapat embantu dalam melancarkan usaha dan keinginannya.

  

BAB V
KESIMPULAN

Motivasi seseorang untuk datang berziarah ke gunung kawi sangat bermacam-macam. Ada yang hanya sekedar untuk mengirimkan doa untuk Eyang Djugo dan mbah Imam Sudjono ada juga yang meminta kesehatan dan kemudahan rezeki kepada Allah melalui perantara dengan berziarah di makam ini. Pelaksanaannya pun tidak hanya sekali atau dua kali, namun peziarah telah melakukan berkali-kali bahkan menjadi rutinitas. Orang-orang yang datang untuk berziarah memiliki motivasi yang timbul dari dalam dirinya sendiri. Ziarah yang ia lakukan sudah menjadi rutinitas wajib yang peziarah lakukan. Ada yang sebulan sekali setiap malam jumat legi, sebulan sekali setiap senin pahing, ada juga yang melakukannya setiap hari.



Daftar Pustaka

http://rafi-orilya.blogspot.com/2012/03/arti-ziarah-kubur-menurut-syariat-agama.html#axzz1xdvs4OkP
http://bodhi-cahyana.blogspot.com/2008/11/mitos-gunug-kawi.html
http://www.docstoc.com/docs/85242555/Teori-ERG